OUTSIDETHEARC – Jakarta – Kehidupan Uswatun, seorang wanita yang menjadi korban mutilasi, penuh dengan tragedi dan kesedihan. Uswatun, yang menikah tiga kali, mengalami nasib tragis hingga akhir hayatnya. Yang lebih menyedihkan, suami ketiganya tidak hadir dalam pemakamannya, meninggalkan tanda tanya besar bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Kehidupan Penuh Tragedi
Uswatun, yang berasal dari sebuah desa di Jawa Timur, menikah pertama kali pada usia muda. Pernikahan pertamanya tidak bertahan lama karena suaminya meninggal dunia akibat sakit. Uswatun kemudian menikah lagi dengan seorang pria yang dikenalnya sebagai seorang pedagang. Namun, pernikahan keduanya juga berakhir dengan perceraian karena alasan yang tidak diketahui secara pasti.
Pernikahan ketiga Uswatun terjadi beberapa tahun kemudian. Ia menikah dengan seorang pria yang bekerja di luar negeri. Namun, pernikahan ini juga tidak berjalan mulus. Uswatun sering kali merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Meskipun demikian, ia tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya.
Korban Mutilasi
Tragedi terbesar dalam hidup Uswatun terjadi ketika ia menjadi korban mutilasi. Kejadian ini terjadi di rumahnya sendiri, dan hingga kini pelaku mutilasi tersebut belum diketahui. Uswatun ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh tetangga yang curiga karena tidak melihat aktivitasnya selama beberapa hari.
Kejadian ini menggegerkan masyarakat sekitar dan menjadi sorotan media. Polisi segera melakukan penyelidikan, namun hingga kini belum ada titik terang mengenai pelaku mutilasi tersebut. Keluarga Uswatun merasa sangat kehilangan dan berharap pelaku segera ditangkap.
Suami Ketiga yang Tidak Hadir
Yang lebih menyedihkan, suami ketiga Uswatun tidak hadir dalam pemakamannya. Padahal, Uswatun masih berstatus sebagai istri sah dari pria tersebut. Keluarga dan tetangga merasa heran dan kecewa dengan ketidakhadiran suami Uswatun. Beberapa spekulasi muncul, namun tidak ada yang bisa memastikan alasan pasti mengapa suami Uswatun tidak hadir.
Salah satu tetangga, Ibu Siti, mengungkapkan kekecewaannya. “Saya sangat heran dan kecewa. Bagaimana mungkin suaminya tidak hadir di pemakaman istrinya sendiri? Padahal mereka masih berstatus suami istri. Ini sangat tidak pantas,” ujar Ibu Siti.
Kesimpulan
Kehidupan Uswatun penuh dengan tragedi dan kesedihan. Dari tiga pernikahannya, tidak satu pun yang berjalan mulus. Yang lebih menyedihkan, suami ketiganya tidak hadir dalam pemakamannya, meninggalkan tanda tanya besar bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai dan mencintai pasangan kita selama mereka masih ada.
Keluarga Uswatun berharap pelaku mutilasi segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Mereka juga berharap agar suami ketiga Uswatun memberikan penjelasan mengenai ketidakhadirannya di pemakaman. Semoga Uswatun mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.