OUTSIDETHEARC – Perubahan iklim merupakan tantangan global yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor pertanian yang merupakan tulang punggung perekonomian banyak negara, termasuk Kamboja. Negara ini memiliki sektor pertanian yang kuat dengan mayoritas penduduknya bergantung pada hasil pertanian untuk hidup. Namun, perubahan iklim yang semakin intensif mempengaruhi produktivitas, keamanan pangan, dan kesejahteraan petani di Kamboja.
Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian di Kamboja
- Perubahan Pola Curah Hujan Kamboja mengalami perubahan pola curah hujan yang semakin tidak teratur. Musim hujan yang datang terlambat atau lebih pendek dari biasanya dapat mengganggu jadwal tanam petani. Selain itu, curah hujan yang berlebihan dalam waktu singkat menyebabkan banjir yang merusak tanaman dan lahan pertanian. Misalnya, sawah yang merupakan salah satu komoditas utama di Kamboja sering terendam air, mengurangi hasil panen yang dapat dipanen petani.
- Kenaikan Suhu Suhu rata-rata di Kamboja telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Suhu yang lebih tinggi mengurangi produktivitas tanaman karena meningkatkan tingkat penguapan air dari tanah. Tanaman seperti padi membutuhkan jumlah air yang cukup untuk tumbuh, dan peningkatan suhu membuat lahan pertanian menjadi lebih kering, terutama di musim kemarau. Selain itu, suhu yang lebih panas dapat mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman dan memicu ledakan hama dan penyakit yang lebih sulit dikendalikan.
- Bencana Alam yang Semakin Parah Kamboja juga menghadapi bencana alam yang diperparah oleh perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan. Bencana ini berdampak langsung pada sektor pertanian karena merusak tanaman, mempengaruhi infrastruktur irigasi, dan merusak persediaan air. Petani di daerah pedesaan, yang biasanya tidak memiliki akses ke teknologi atau asuransi pertanian, menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kerugian ekonomi akibat bencana ini.
Tantangan yang Dihadapi Petani Kamboja
- Keterbatasan Infrastruktur Irigasi Infrastruktur irigasi di Kamboja masih terbatas, sehingga petani bergantung pada curah hujan untuk memenuhi kebutuhan air. Ketika terjadi kekeringan atau curah hujan yang tidak merata, petani menghadapi kesulitan dalam mempertahankan produktivitas tanaman mereka. Di sisi lain, ketika terjadi banjir, sistem irigasi yang tidak memadai membuat air sulit untuk dialirkan keluar, sehingga memperpanjang kerusakan yang terjadi pada lahan pertanian.
- Kurangnya Pengetahuan tentang Adaptasi Perubahan Iklim Banyak petani di Kamboja yang belum memiliki akses ke informasi atau teknologi yang dapat membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim. Hal ini menghambat mereka dalam mengembangkan metode pertanian yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem. Pengetahuan tentang penggunaan varietas tanaman tahan kekeringan atau praktik pertanian berkelanjutan masih perlu ditingkatkan agar petani lebih siap menghadapi perubahan iklim.
- Terbatasnya Sumber Daya untuk Beradaptasi Sebagian besar petani di Kamboja adalah petani kecil dengan sumber daya yang terbatas. Mereka memiliki keterbatasan modal untuk investasi dalam teknologi pertanian modern atau asuransi pertanian. Hal ini membuat mereka rentan terhadap kerugian ekonomi ketika menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem dan merugikan.
Upaya Menghadapi Perubahan Iklim di Sektor Pertanian
Pemerintah Kamboja dan berbagai organisasi internasional telah berupaya membantu sektor pertanian beradaptasi dengan perubahan iklim. Berikut beberapa langkah yang telah dilakukan:
- Pengembangan Sistem Irigasi Berkelanjutan Pembangunan dan perbaikan infrastruktur irigasi menjadi salah satu prioritas utama. Sistem irigasi yang baik dapat membantu petani mengelola sumber daya air dengan lebih efisien, terutama pada musim kering. Dengan sistem irigasi yang lebih baik, petani bisa mengoptimalkan penggunaan air sehingga dapat mempertahankan produktivitas pertanian.
- Penyediaan Varietas Tanaman Tahan Cuaca Ekstrem Pemerintah dan lembaga penelitian juga berusaha mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem. Contohnya, varietas padi yang lebih tahan kekeringan dan lebih tahan terhadap hama. Hal ini memungkinkan petani untuk mempertahankan hasil panen mereka meskipun menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.
- Peningkatan Kapasitas Petani melalui Pelatihan Melalui berbagai program pelatihan dan penyuluhan, petani diajarkan tentang praktik pertanian berkelanjutan, teknik konservasi air, serta penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Pengetahuan ini membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi risiko kerugian ekonomi akibat kondisi cuaca yang ekstrem.
Kesimpulan
Perubahan iklim telah berdampak signifikan pada sektor pertanian di Kamboja, mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan petani. Dampak perubahan iklim seperti perubahan pola curah hujan, kenaikan suhu, serta peningkatan frekuensi bencana alam memperburuk kondisi pertanian di negara ini. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga internasional, dan petani untuk mengembangkan strategi adaptasi yang efektif. Dengan demikian, sektor pertanian Kamboja dapat lebih tangguh menghadapi perubahan iklim dan tetap menjadi penopang bagi perekonomian serta ketahanan pangan negara tersebut.