OUTSIDETHEARC – Kamp pengungsi Rohingya kembali menjadi sorotan setelah sejumlah pengungsi mengadakan protes damai untuk menyuarakan kesulitan mereka akibat pemotongan dana bantuan yang signifikan. Ribuan pengungsi yang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh menghadapi tantangan baru setelah beberapa organisasi internasional mengumumkan pengurangan bantuan finansial. Langkah ini dilakukan karena keterbatasan anggaran dan meningkatnya kebutuhan di berbagai belahan dunia.

Para pengungsi, yang sebagian besar melarikan diri dari kekerasan di negara asal mereka, Myanmar, kini bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Pemotongan dana ini berdampak langsung pada ketersediaan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Dalam protes tersebut, para pengungsi membawa spanduk dan poster yang menyuarakan keprihatinan mereka, berharap agar komunitas internasional dapat segera memberikan solusi.

Banyak pengungsi yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa kondisi kehidupan mereka akan semakin memburuk tanpa dukungan yang memadai. “Kami sudah kehilangan segalanya, dan sekarang bantuan pun dipangkas,” ujar seorang pengungsi dengan nada memelas. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya angka malnutrisi dan penyakit di kamp yang sudah padat dan minim fasilitas.

Organisasi kemanusiaan yang beroperasi di kamp-kamp tersebut menyatakan bahwa mereka terus berupaya mencari sumber pendanaan alternatif dan mengoptimalkan distribusi bantuan yang ada. Namun, mereka juga menekankan perlunya dukungan dari komunitas internasional untuk memastikan bahwa hak-hak dasar para pengungsi tetap terpenuhi.

Situasi ini menggarisbawahi pentingnya solidaritas global dalam menghadapi krisis kemanusiaan. Sementara para pengungsi Rohingya terus berharap akan adanya solusi jangka panjang, mereka juga meminta perhatian dan tindakan segera dari negara-negara donor untuk menghindari dampak yang lebih parah akibat pemotongan bantuan.