OUTSIDETHEARC – Hak suara di Amerika Serikat telah mengalami perubahan signifikan sejak negara ini merdeka pada tahun 1776. Pada awalnya, hak suara sangat terbatas, tetapi seiring berjalannya waktu, hak ini telah diperluas agar mencakup lebih banyak warga negara. Berikut adalah sejarah dan perkembangan hak suara di AS, mulai dari awal yang terbatas hingga hak yang lebih inklusif.

1. Awal Terbatasnya Hak Suara

Pada awal berdirinya Amerika Serikat, hak suara hanya diberikan kepada laki-laki kulit putih yang memiliki properti atau membayar pajak. Pembatasan ini secara langsung mengecualikan sebagian besar penduduk, termasuk perempuan, orang kulit hitam, penduduk asli Amerika, dan masyarakat miskin. Banyak negara bagian pada saat itu menerapkan syarat properti atau pajak sebagai cara untuk mempertahankan kendali politik oleh kalangan elit.

2. Perang Saudara dan Amendemen ke-15 (1865-1870)

Perang Saudara (1861-1865) dan penghapusan perbudakan menjadi titik balik dalam hak suara. Setelah Perang Saudara berakhir, Amendemen ke-15 disahkan pada tahun 1870 yang menjamin hak suara bagi pria kulit hitam, melarang diskriminasi berbasis ras. Meskipun demikian, di negara bagian Selatan, berbagai cara seperti tes membaca dan menulis serta pajak pemungutan suara digunakan untuk menghalangi orang kulit hitam dan kelompok minoritas lainnya untuk memilih.

3. Gerakan Hak Perempuan dan Amendemen ke-19 (1920)

Gerakan hak suara perempuan mulai mendapat momentum pada abad ke-19, dengan banyak aktivis seperti Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Stanton memperjuangkan hak suara perempuan. Perjuangan ini akhirnya membuahkan hasil dengan disahkannya Amendemen ke-19 pada tahun 1920, yang memberikan hak suara kepada perempuan di seluruh Amerika Serikat.

4. Penghapusan Pajak Pemungutan Suara dan Amendemen ke-24 (1964)

Pajak pemungutan suara telah lama digunakan di negara-negara bagian Selatan untuk menghalangi orang kulit hitam dan warga miskin dari memberikan suara. Pada tahun 1964, Amendemen ke-24 disahkan, yang menghapuskan pajak pemungutan suara dalam pemilihan federal. Ini merupakan langkah besar menuju demokrasi yang lebih inklusif.

5. Undang-Undang Hak Suara (1965)

Salah satu tonggak sejarah hak suara di AS adalah Undang-Undang Hak Suara (Voting Rights Act) tahun 1965. Undang-undang ini melarang diskriminasi rasial dalam proses pemungutan suara dan mengakhiri praktik seperti tes literasi yang menghalangi minoritas untuk memilih. Selain itu, undang-undang ini memberikan otoritas kepada pemerintah federal untuk mengawasi negara bagian yang memiliki sejarah diskriminasi rasial.

6. Amendemen ke-26 dan Hak Suara untuk Remaja (1971)

Pada tahun 1971, Amendemen ke-26 disahkan, yang menurunkan usia pemilih dari 21 tahun menjadi 18 tahun. Keputusan ini diambil karena banyak remaja yang diwajibkan mengikuti wajib militer dalam Perang Vietnam, tetapi tidak memiliki hak suara. Amendemen ini bertujuan untuk memastikan bahwa remaja memiliki suara dalam proses politik.

7. Perkembangan Terkini dan Tantangan Hak Suara

Meskipun Amerika Serikat telah mencapai banyak kemajuan dalam memperluas hak suara, masih ada tantangan yang dihadapi. Beberapa negara bagian memberlakukan undang-undang identifikasi pemilih yang ketat, yang seringkali memengaruhi komunitas miskin dan minoritas. Selain itu, keputusan Mahkamah Agung pada tahun 2013 dalam kasus Shelby County v. Holder menghapus beberapa ketentuan dari Voting Rights Act 1965, yang mengharuskan negara-negara bagian tertentu untuk mendapatkan persetujuan federal sebelum mengubah undang-undang pemilihan mereka.

Kesimpulan

Perkembangan hak suara di Amerika Serikat mencerminkan perjuangan panjang untuk keadilan dan inklusi. Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, upaya untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam proses demokratis terus berlanjut. Hak suara merupakan fondasi dari demokrasi, dan masyarakat serta pemerintah perlu bekerja sama untuk melindungi dan memperluas hak ini bagi semua warga negara.