outsidethearc.com

outsidethearc.com – Hubungan perdagangan antara Uni Eropa (UE) dan China telah menghadapi tantangan dalam beberapa waktu terakhir, dengan keduanya saling bersaing dalam berbagai isu perdagangan. Uni Eropa, melalui Brussels, sedang melakukan penyelidikan mendalam terhadap impor barang dari China, khususnya untuk menilai apakah ada praktik penjualan barang di bawah harga standar atau adanya subsidi pemerintah yang tidak proporsional dari Beijing. Langkah ini diambil UE menyusul defisit perdagangan yang mencapai hampir 300 miliar euro dengan China.

Di sisi lain, China menunjukkan kecurigaannya terhadap impor produk-produk premium Eropa, termasuk cognac, dan memberikan sinyal bahwa barang-barang mewah lainnya seperti mobil dan daging babi mungkin akan segera menghadapi pembatasan impor. Dinamika ini semakin rumit dengan perhatian UE terhadap industri mobil listrik China yang mengalami peningkatan ekspor ke Eropa, dimana jumlahnya melonjak hingga dua kali lipat dari tahun 2021 hingga 2023.

Konflik perdagangan ini diperparah oleh kekhawatiran UE bahwa pasar mereka akan dibanjiri oleh produk mobil listrik yang lebih murah dari China, yang mungkin mendapat subsidi pemerintah. Eropa berargumen bahwa dukungan finansial besar-besaran dari pemerintah China kepada produsen lokal telah menyebabkan kelebihan kapasitas produksi yang berpotensi mengganggu pasar global. Ekonom internasional menyarankan bahwa Beijing seharusnya lebih fokus meningkatkan konsumsi domestik daripada mengekspor kelebihan produksi.

Brussels juga sedang mencermati berbagai sektor lain dengan penyelidikan yang termasuk barang-barang seperti pipa baja dan bahan tambahan makanan, yang jumlahnya mencapai 13 kasus dalam tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa UE serius dalam menegakkan praktik perdagangan yang adil, meski hal ini berpotensi memicu pembalasan dari China. Situasi ini menjadi lebih rumit dengan situasi politik global, terutama dengan potensi kembalinya Donald Trump sebagai presiden AS, yang dapat mempengaruhi dinamika hubungan transatlantik dan strategi perdagangan global.

Selain itu, kunjungan terbaru Presiden China Xi Jinping ke Eropa dan pertemuannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjukkan bahwa kedua blok ekonomi besar ini masih berusaha untuk menjaga hubungan yang stabil, menghindari eskalasi konflik menjadi perang tarif penuh. Kedua pihak mengklaim berkomitmen pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan harapan dapat mengurangi risiko dan ketergantungan yang terlalu besar pada satu negara, demi menciptakan sistem perdagangan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.