OUTSIDETHEARC – Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh di era di mana teknologi, media sosial, dan globalisasi telah memengaruhi setiap aspek kehidupan mereka. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh dengan akses internet sejak usia dini, yang membentuk pandangan dunia mereka dan memberikan alat yang lebih canggih untuk berpartisipasi dalam wacana politik. Dalam beberapa tahun terakhir, pengaruh Generasi Z terhadap politik global semakin terlihat, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya pasif, tetapi juga aktif dalam merancang masa depan politik dunia.
1. Kesadaran Sosial yang Tinggi
Generasi Z dikenal dengan tingkat kesadaran sosial yang tinggi. Mereka tidak hanya menyaksikan masalah-masalah global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, diskriminasi rasial, dan hak asasi manusia, tetapi juga terlibat langsung dalam memperjuangkan perubahan. Mereka terlibat dalam gerakan-gerakan sosial seperti Black Lives Matter, Fridays for Future, dan gerakan hak LGBTQ+, yang menunjukkan bahwa mereka berani bersuara untuk keadilan.
Media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok memainkan peran besar dalam memobilisasi aksi kolektif. Generasi Z menggunakan platform ini untuk menyuarakan pandangan mereka, mengorganisir protes, menyebarkan informasi, dan meningkatkan kesadaran publik. Melalui media sosial, mereka mampu melampaui batas-batas geografis dan menghubungkan ide-ide dengan komunitas global yang lebih luas.
2. Keinginan untuk Transparansi dan Akuntabilitas
Generasi Z memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap transparansi dan akuntabilitas pemerintah dan pemimpin politik. Mereka menuntut keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan keberanian untuk mengakui kesalahan. Hal ini tercermin dalam sikap mereka terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Banyak di antara mereka yang tumbuh di tengah skandal-skandal politik, sehingga mereka lebih skeptis terhadap politisi tradisional.
Ini terlihat dalam peningkatan jumlah protes yang dipimpin oleh kaum muda di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, protes anti-korupsi, reformasi sistem peradilan, dan perdebatan tentang kebijakan imigrasi kerap didukung oleh Generasi Z. Di negara-negara seperti Hong Kong, Brasil, dan Chile, kaum muda menjadi kekuatan pendorong di balik aksi-aksi besar menuntut reformasi politik.
3. Partisipasi Politik yang Unik
Partisipasi politik Generasi Z berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka tidak selalu tertarik pada politik formal atau partai politik tradisional. Sebaliknya, mereka lebih tertarik pada politik akar rumput dan advokasi berbasis isu. Mereka sering kali terlibat dalam gerakan-gerakan lokal yang mengedepankan perubahan langsung daripada mengandalkan proses politik institusional.
Selain itu, Generasi Z cenderung lebih progresif dalam pandangan politik mereka. Mereka mendukung kebijakan-kebijakan yang berpihak pada keadilan sosial, perubahan iklim, dan kesetaraan gender. Dalam pemilu, mereka memiliki kecenderungan untuk memilih kandidat yang mendukung nilai-nilai ini, yang mengakibatkan pergeseran dalam komposisi politik di beberapa negara.
4. Teknologi sebagai Alat Penggerak
Salah satu kelebihan Generasi Z adalah keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi digital. Mereka memanfaatkan kekuatan internet untuk menyebarkan ide, mengorganisasi komunitas, dan mendorong perubahan sosial. Di era di mana berita dapat menyebar dalam hitungan detik, Generasi Z menggunakan platform digital untuk mendobrak hambatan-hambatan komunikasi yang pernah membatasi generasi sebelumnya.
Mereka juga memanfaatkan big data dan artificial intelligence untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, yang membantu mereka dalam mengambil keputusan berbasis data. Ini memberikan mereka keunggulan strategis dalam advokasi politik yang lebih terstruktur dan terarah.
5. Pandangan Politik yang Global
Generasi Z adalah generasi yang tumbuh dengan kesadaran bahwa masalah global membutuhkan solusi kolektif. Mereka sangat paham bahwa perubahan iklim, hak asasi manusia, dan ketidakadilan ekonomi tidak dapat diselesaikan secara lokal. Banyak dari mereka yang terlibat dalam gerakan-gerakan global yang bekerja untuk menemukan solusi bersama bagi masalah-masalah yang memengaruhi seluruh dunia.
Pandangan politik mereka juga lebih inklusif dan anti-nasionalis. Mereka lebih mendukung kerjasama antarnegara, memperjuangkan kesetaraan hak bagi semua orang di dunia, dan menolak retorika politik yang eksklusif atau xenofobik. Sikap ini menempatkan Generasi Z sebagai agen perubahan yang potensial dalam membentuk politik global ke arah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
6. Tantangan dan Peluang
Meskipun Generasi Z telah menunjukkan potensinya sebagai kekuatan perubahan politik, mereka juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah polarisasi politik dan menyebarnya disinformasi di media sosial. Mereka harus berurusan dengan ketegangan antara penggunaan media sosial sebagai alat perubahan dan bahayanya sebagai sumber informasi yang tidak akurat. Di sisi lain, ada juga tantangan dalam menghadapi resistensi dari generasi yang lebih tua yang masih menguasai kekuasaan politik di banyak negara.
Namun, dengan kesadaran yang kuat akan tantangan ini, Generasi Z telah memperlihatkan ketahanan dan inovasi dalam menghadapi hambatan. Mereka semakin diakui sebagai kekuatan yang tak bisa diabaikan, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional.
Kesimpulan
Generasi Z membawa angin segar dalam dunia politik dengan pandangan yang lebih progresif, inklusif, dan berbasis teknologi. Mereka menuntut perubahan, transparansi, dan keadilan, serta berusaha menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan keterlibatan mereka yang semakin aktif dalam wacana politik global, wajah politik dunia tampaknya akan berubah secara signifikan, dan Generasi Z akan menjadi salah satu aktor utama dalam perjalanan ini.